BAB
VII
PERMASALAHAN
PENDIDIKAN
A. Permasalahan
Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan
sumber daya manusi untuk pembangunan. Pembangunan sistem pendidikan berkaitan
erat dengan sistem sosial budaya. Karena suatu masalah intern dalam sistem
pendidikan selalu ada kaitannya dengan masalah-masalah diluar sistem pendidikan
itu sendiri termasuk masalah sosial
budaya.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang
dihadapi oleh dunia pendidikan Indonesia yaitu:
a.
Bagaimana
setiap warga negara dapat menikmati pendidikan.
b.
Bagaimana
pendidikan dapat membekali peserta didikm dengan keterampilan kerja yang mantap
untuk dapat terjun ke dalam kancah kehdupan bermasyarakat.
B. Jenis
Permasalahan Pokok Pendidikan
Berdasarkan masalah pokok pendidikan
yang dihadapi Indonesia, maka permasalahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi
beberapa jenis yaitu:
1. Masalah
pemerataan pendidikan
Masalah ini timbul apabila masih banyak warga negara
khususnya anak usia sekolah yang tidak ditampung dalam lembaga pendidikan
karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia.
Pada jenjang pendidikan dasar, kebijaksanaan
penyediaan memperoleh kesempatan pendidikan didasarkan atas pertimbangan faktor
kuantitatif, karena warga negara perlu diberikan dasar yang sama. Pada jenjang
pendidikan menengah dan pendidikan jenjang tinggi, kebijakan pemerataan
didasarkan atas pertimbangan kualitatif dan relevansi, yaitu minat dan
kemamampuan anak, keperluan tenaga kerja, dan keperluan pengembangan masyakat,
kebudayaan, ilmu, dan teknologi agar tercapai keseimbangan antara faktor minat
dengan kesempatan memperoleh pendidikan.
Upaya untuk pemerataan pendidikan terus berkembang.
Pada Pelita III titik berat diletakkan pada perluasan pendidikan khususnya pada
tingkat SD. Dalam realisasinya dicanangkan kebijaksanaan pemerintah yang
disebut delapan jalur pemerataan salah satunya pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan dan pelayanan kesehatan. Dalam Pelita IV menitik beratkan pada
peningkatan mutu dan perluasan pendidikan dasar serta perluasan kesempatan
belajar pada tingkat pendidikan menengah. Dalam Pelita V menitik beratkan pada
pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutusetiap jenjang dan jenis
pendidikan, serta perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan menengah
dalam rangka perluasan wajib belajar untuk pendidikan menengah tingkat pertama.
Usaha
pemerataan melelui jalur pendidikan luar sekolah didukung oleh dua faktor yaitu
perkembangan IPTEK dan dianutnya konsep pendidikan sepanjang hidup yang tidak
memebatasi pendidikan berdasarkan usia dan penyediaan sekolah.
Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan
Langkah-langkah yang ditempuh pemerintah untuk
mengatasi masalah pendidikan melalui dua cara yaitu:
1)
Cara
konvensional antara lain:
a.
Membangun
gedung sekolah seperti SD Inpres dan ruangan belajar
b.
Menggunakan
gedung sekolah untuk double shift ( sistem pergantian pagi dan sore)
2)
Cara
inovatif antara lain:
a.
Sistem
Pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau Inpacts System
(Intructional Management by parent, Community and Teacher). Sistem tersebut
dirintis di Solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
b.
SD
kecil pada daerah terpencil.
c.
Sistem
Guru Kunjung.
d.
SMP
terbuka (ISOSA – In School Out Off School
Approach).
e.
Kejar
Paket A dan B.
f.
Belajar
Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka.
2. Masalah
mutu pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil
pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan.
Permasalahan mutu pendidikan dapat dikelompokkan
menjadi dua masalah yaitu yang pertama terletak pada pemrosesan pendidikan
dimana kelancaran pemrosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang
terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum,sarana pembelajaran
bahkan masyarakat sekitar. Yang kedua mencakup masalah pemerataan mutu.
Acuan usaha pemerataan mutu pendidikan dimaksudkan
agar sistem pendidikan khususnya sistem persekolahan dengan segala jenis dan
jenjangnya di seluruh pelosok tanah air mengalami peningkatan mutu pendidikan
sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.
Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan
Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis
besarnya meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia,
dan manajemen sebagai berikut :
a.
Seleksi
yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
b.
Pengembangan
kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya berupa pelatihan,
penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi seperti PKG dan lain-lain.
c.
Penyempurnaan
kurikulum.
d.
Pengembangan
prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar.
e.
Penyempurnaan
sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran dan pembelajaran
laboratorium.
f.
Peningkatan
administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
g.
Kegiatan
pengendalian mutu yang berupa kegiatan-kegiatan:
1)
Laporan
penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan.
2)
Supervisi
dan monitoring pendidikan oleh penilik dan pengawas.
3)
Sistem
ujian nasional/negara seperti Ebtanas, Sipenmaru/UMPTN.
4)
Akreditasi
terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan atatus suatu lembaga.
3. Masalah
efesiensi pendidikan
Masalah efesiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana
suatu sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan pendidikan. Beberapa masalah efesiensi pendidikan yang penting yaitu:
a.
Bagaimana
tebaga kependidikan difungsikan.
b.
Bagaimana
prasarana dan sarana pendidikan digunakan.
c.
Bagaimana
pendidikan diselenggarakan.
d.
Masalah
efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
Beberapa
masalah tersebut dapat diuraikan menjadi:
1)
Masalah
pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan
jatah pengangkatan yang sangat terbatas.
2)
Masalah
penempatan guru, khususnya penempatan guru bidang studi yang tidak disesuaikan
dengan kebutuhan dilapangan.
3)
Masalah
pengembangan tenaga kependidikan biasanya terlambat, khususnya saat
diberlakukannya kurikulum baru.
4)
Penggunaan
sarana dan prasarana pendidikan yang tidak efisien sebagai akibat kurang
matangnya perencanaan dan sering juga karena perubahan kurikulum.
5)
Diadakannya
dan didistribusikannya sarana pembelajaran tanpa dibarengi dengan pembekalan
kemampuan, sikap dan keterampilan calon pemakai, ataupun tanpa dilandasi konsep
yang jelas.
4. Masalah
relevansi pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana
sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan. Umumnya sistem pendidikan (lembaga yang menyiapkan tenaga kerja)
memproduksi jumlah luaran yang lebih besar daripada yang dibutuhkan dan jumlah
kebutuhan lebih besar daripada pengangkatan, dengan akibat bahwa setiap
tahunnya selalu terjadi penumpukan tenaga kerja yang menunggu pekerjaan.
Dari masalah pemerataan, mutu, efisiensi,
dan relevansi pendidikan masing-masing dikatakan teratasi jika pendidikan:
1)
Dapat
menyediakan kesempatan pemerataan belajar. Artinya semua warga negara yang
membutuhkan pendidikan dapat ditampung dalam suatu satuan pendidikan.
2)
Dapat
mencapai hasil yang bermutu. Artinya perencanaan, pemrosesan pendidikan dapat
mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
3)
Dapat
terlaksana secara efisien. Artinya pemrosesan pendidikan sesuai dengan
rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
4)
Produknya
yang bermutu tersebut relevan. Artinya hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan pembangunan.
Keterkaitan
Antara Masalah-Masalah Pendidikan
Pada
dasarnya pembangunan di bidang pendidikan menginginkan tercapainya pemerataan
pendidikan dan pendidikan yang bermutu sekaligus. Namun hal itu sulit karena
pada saat upaya pemerataan pendidikan sedang dilancarkan, maka pada saat yang
sama mutu pendidikan belum dapat diwujudkan. Ada dua faktor yang memengaruhinya
yaitu:
1)
Gerakan
perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan pendidikan bagi
rakyat memerlukan banyak penghimpunan dan pengerahan dana dan daya.
2)
Kondisi
satuan-satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya peningkatan mutu
karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, pengerahan tenaga pendidik yang
kuarng kompeten, kurikulum yang kuaran mantap, sarana yang tidak memadai, dan
sebagainya.
Karena kondisi pelaksanaan pendidikan
tidak sempurna, maka pelaksanaan pendidikan khususnya proses pembelajaran tidak
berlangsung efesien. Jika demikian, maka hasil dari proses pendidikan itu belum
dapat relevan dengan kebutuhan masyarakat
pembangunan.
MGM Resorts Casino in Tunica, MS - DRMCD
BalasHapusMGM Resorts Casino Hotel Tunica, MS has many 양주 출장마사지 restaurants, lounges, and 토토 사이트 코드 spas. 양주 출장샵 For 서산 출장샵 visitors to the casino and visitors to a 밀양 출장안마 restaurant